The Immortal – Porsche 911 Story Part 2

Posted: Juli 26, 2013 by Ario Zainuddin in Feature
Tag:,

autowp.ru_porsche_911_2.0_coupe_monte_3Sementara itu, rally sedang marak dan diminati oleh publik Eropa. Skill yang dibutuhkan untu mengikuti cabang motorsport ini tentunya harus lebih tinggi dari pengemudi biasa, and you know what? Porsche 911 menjadi salah satu favorit pembalap rally saat itu. “ Jika Anda bicara rally di Amerika, orang akan menggelengkan kepala, namun dengan pertanyaan yang sama di Eropa, semua orang akan menanggapi pertanyaan anda itu dengan antusiasme tinggi.” Tutur Vasek Polak, pemilik tim rally 1960an-1970an. Tim Polak menggunakan Porsche 911 di ajang rally yang diikutinya.
Untuk membangun image, Porsche menurunkan sedikitnya 50 hingga 60 persen produksinya untuk mengikuti ajang rally besar seperti Paris-Dakar dan Montecarlo. Keseriusan Porsche dan performa tinggi 911 tak hanya membuahkan hasil baik namun yang terbaik, gelar juara rally Montecarlo 1965, 1968 dan 1970, sekaligus menjadi pabrikan pertama yang bisa mendapatkan gelar juara 3 kali berturut-turut di ajang ini.
autowp.ru_porsche_911_2.0_coupe_monte_1
Reputasi baik yang dihasilkan ini membuat Porsche mendapatkan pasar serta permintaan baru dari para tim peserta rally. Hal ini membuat Porsche akhirnya memutuskan untuk membuat divisi khusus untuk memodifikasi 911 standar menjadi 911S rally, dan batas modifikasinya tergantung dalamnya kantung para konsumen sendiri.
Pada era 1970an, Porsche juga mulai merambah cabang motorsport selain rally, seperti balap Touring dan terutama ajang endurance seperti Nürburgring 1.000 dan LeMans 24 Hours. Untuk mengikuti ajang ini, Porsche menyiapkan model RS Carrera mulai tahun 1973-1974. RS sendiri merupakan singkatan dari Rennsport atau racing sport dalam bahasa Inggris, sementara Carrera diambil dari 356 Carrera yang mengikuti seri balap Carrera Panamericana di Mexico era 1950an.
Homologasi juga menjadi alasan Porsche untuk memproduksi model RS. Untuk ikut FIA Group 4 misalnya, Porsche harus mengikuti formula bodi dan mesin serta minimum 500 unit model produksi yang akhirnya Porsche malah kebanjiran order dan memproduksi sebanyak 1.580 unit RS. Mayoritas 911 2.7 RS dibekali mesin berkapasitas 2.687 cc, MFI, suspensi balap, spoiler ducktail. Rem lebih besar serta roda belakang lebih lebar. Hanya 49 unit Carrera RS yang dibekali mesin 2.808 cc bertenaga 300 dk.
autowp.ru_porsche_911_carrera_rsr_3.0_coupe_4
Tahun 1974, Porsche memproduksi Carrera RS 3.0 dengan sistem injeksi bahan bakar K-Jetronic dari Bosch yang membuat mesinnya mampu memproduksi tenaga sebesar 230 dk. Peningkatan kapasitas mesin dan tenaga membuat banderol harganya juga ikut meningkat dua kali lipat dari 2.7 RS. Sasis 3.0 RS sama dengan Carrera RSR 1973 dan sistem remnya dipinjam dari model 917, sementara pengaplikasian plat baja tipis serta interior bergaya ‘spartan’ mambuat bobot 3.0 RS tercatat hanya sebesar 900 kg.
Untuk 911 versi Carrera RSR 3.0 dan Carrera RSR Turbo ( mesin 2.1 liter karena formula 1.4x mesin N/A) diproduksi terbatas hanya untuk balap saja. Pada ajang LeMans musim 1974, Porsche 911 Carrera RSR Turbo berhasil merauh juara kedua. Karena prestasi ini, mesin 911 Carrera RSR Turbo menjadi dasar mesin kompetisi Porsche, juga komitmen penggunaan turbo di ajang balap lain. Ketiga mobil ini sekarang menjadi collector’s most wanted items, beruntunglah Anda jika sudah memiliki salah satu dari mereka.
autowp.ru_porsche_959_paris_dakar_1
Pada era 1930an, sistem penggerak 4 roda (all wheel drive) diusulkan untuk menjadi perhatian utama pada proyek mobil rakyat (Volkswagen) dan akhirnya diterapkan pada beberapa model Volkswagen seperti VW Kübelwagen dan Porsche 597 Jagdwagen. Pada pertengahan tahun 1980an, Porsche mulai menguji coba sistem penggerak all wheel drive pada model 911, tepatnya di model 959 pada tahun 1984. Dasar desainnya sama dengan bentuk klasik 911, namun ia memiliki sistem penggerak 4 roda. Bukan tanpa bekal pengalaman, di tahun 1981, Porsche telah berhasil menggunakan sistem all whell drive pada mobil rally, 911 SC.
Untuk membuktikan ketangguhan 959 di ajang rally, Porsche memutuskan untuk ikut ajang rally paling tangguh, seri Paris Dakar di tahun 1986. Partisipasi Porsche dengan 959 di ajang ini membuat para pengamat dan jurnalis otomotif pesimis sedan sport ini bisa menaklukan medan rally paling berat di dunia yang biasanya hanya bisa dimenangkan oleh kendaraan offroad.
Hasilnya, setalah menempuh 21 hari, 14.081 km di semua stage berat dan dari 500 peserta start, hanya 80 berhasil finish. Bagaimana dengan Porsche? 959 berhasil finish di tempat pertama, kedua dan keenam. Prestasi yang sangat luar biasa untuk sebuah sports coupé.
porsche_911_carrera_4_coupe_2
Keberhasilan 959 membuat Porsche memutuskan untuk menerapkan sebagian besar elemen desain serta penggerak all wheel drive-nya ke dalam generasi terbaru 911 yang kemudian dilepas ke pasar dengan nama 911 Carrera 4 di tahun 1988. Dari luar, Carrera 4 memang terlihat sama dengan 911 lain, nyatanya 85 persen komponen yang dijejalkan Porsche di dalamnya, seperti handling yang dibantu komputer.
Pada akhir era 1980an hingga awal 1990an, Porsche masih tetap berkomitmen dengan dunia motorsport, bahkan kini ikut meramaikan seri supercar. Di tahun 1991, Hurley Haywood berhasil membawa Porsche 911 Turbo menjadi juara seri supercar untuk pertama kalinya. Di tahun 1995, Haywood dan Hans Stuck sudah mengantongi 3 gelar juara dunia bersama Porsche.

To be continued..

Tinggalkan komentar